Forpronews | Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan minat baca yang rendah menempati urutan 62 dari 70 negara, atau urutan terakhir dari 10 negara dengan tingkat literasi rendah. Sementara itu, UNESCO menyebutkan minat baca orang Indonesia hanya 0,001%, artinya hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang gemar membaca. Salah satu hal yang masih perlu difasilitasi lebih serius di Indonesia adalah upaya peningkatan masalah literasi dengan menyediakan perpustakaan atau Microlibrary.
Menurut Daliana sang perancang, minat membaca bukanlah kegiatan yang populer di Indonesia, bagaimana caranya agar anak-anak mau datang ke perpustakaan dan membaca? Mungkin pertama dengan menawarkan ruang bermain yang kurang di Indonesia, agar anak-anak mau datang. Maka kami mulai mendesain, mereka bisa berbaring di jaring di atas, dengan ayunan besar di bawah untuk bermain. Jika mereka tertarik dengan bentuk dan fungsi bangunan, maka mereka akan naik dan mencari buku yang mereka sukai. Mereka akan menjadi suka membaca. Itu adalah salah satu ide awalnya tentang membuat anak-anak suka membaca, tetapi tidak memaksanya. Masih ada unsur bermain-main, tapi bangunannya sendiri juga indah.
“Kemudian kami memikirkan bentuk bangunannya. Rumah yang indah itu memiliki kelebihan yang berbeda karena ada tempat untuk kami duduk di atasnya, tetapi ada juga tempat yang sangat fleksibel untuk tempat bermain.” Ruang perpustakaan tidak terganggu karena berada di atas,” ujar Daliana.
Menurut Daliana pula, konsep rumah panggung sebagai microlibrary ini terbukti menarik perhatian warga, khususnya anak-anak, untuk datang dan memanfaatkan bangunan itu tidak saja sebagai perpustakaan.