Forpronews – Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal, baik di darat, sungai hingga sampai ke laut. Salah satu penyebab pencemaran adalah yang berasal dari berbagai kemasan, khususnya dari plastik berbagai jenis. Penggunaan plastik sendiri sebagai bebagai bahan kemasan yang ringan dan kuat, hingga saat ini belum bisa tergantikan sekalipun sudah ada upaya untuk itu.
Plastik sendiri dapat bertahan cukup lama di alam bebas untuk dapat terurai, kantong plastik bisa bertahan 50 – 100 tahun bahkan botol plastik dapat bertahan hingga 450 tahun. Popok bayi sekali pakai dapat bertahan 250-500 tahun, pembalut wanita lebih lama lagi. Limbah kemasan lainnya, seperti pecahan kaca bahkan sulit terurai, sol sepatu karet memerlukan waktu 50-80 tahun baru bisa terurai. Kain nylon memerlukan waktu terurai selama 30-40 tahun. Kemasan dari bahan Styrofoam bahkan belum dapat diprediksi apakah dapat terurai di alam atau tidak.
Kemasan dari kertas hanya bertahan 4-6 minggu sebelum terurai. Namun bila dilapis dengan plastik (laminasi) maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk dapat terurai, itupun dari sisi kertasnya dahulu yang hancur, dan sisa lapisan plastik membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai. Sisa lapisan plastik ini juga diduga dapat terdisintegrasi menjadi partikel kecil yang disebut mikroplastik.
Menyikapi hal tersebut diperlukan suatu terobosan teknologi untuk dapat menghasilkan suatu bahan baku pengganti plastik yang lebih ramah terhadap lingkungan, mudah terurai di alam bebas dan aman. Tantangan itu telah menghasilkan beberapa terobosan teknologi kemasan alternatif dengan bahan baku dari singkong, jagung dan rumput laut.