Forpronews | Nama Pandawara Group, telah banyak disorot media dan membuat heboh dunia media sosial belakangan ini. Group yang terdiri dari lima orang ini masing-masing, Gilang Rahma (22), Muchamad Ikhsan (21), Rifki Sa’dulah (22), Rafly Pasha (22) dan Agung Permana (22) ini adalah teman semasa sekolah SMA mereka di Bandung Selatan, Jawa Barat.
Nama Pandawara ini dipilih dan berasal dari cerita pewayangan Mahabarata dalam kisah Pandawa Lima yang beranggotakan lima orang, sedangkan “wara” dalam bahasa Sunda yang berarti Pembawa Kabar Baik. Yang bila diartikan adalah kelima orang yang membawa kabar baik, tutur Gilang.
Berawal sebagai korban banjir yang seringkali terjadi di daerah Bandung Selatan yang diakibatkan oleh masalah sampah, sehingga menimbulkan keresahan, dan kekuatiran terulang kembali, hingga mengalami kerugian materiel. Banjir yang masuk kerumah mereka di kawasan Bandung Selatan ini, menginspirasi mereka bagaimana bisa menanggulangi atau mengurangi dampak dari banjir ini.
Kegiatan mereka dimulai dari lingkungan sekitar mereka, dan kini telah menjangkau 8o titik sungai besar, anak sungai besar, parit, got, dalam kurun waktu 1 tahun. Waktu kerja mereka mulai dari 2 jam hingga 2 hari, bergantung pada jumlah banyak sedikitnya sampah yang akan dibersihkan dan diangkut.
Media sosial menjadi ujung tombak dalam mensosialisasikan kegiatan mereka, selain agar dapat dikenal sebagai milenial yang peduli lingkungan, khususnya penanganan sampah, juga untuk ikut mengajak masyarakat berperan aktif, khususnya kaum generasi muda untuk ikut menyadari pentingnya lingkungan yang bersih, asri, dan nyaman bagi kita semua.
Konten di media sosial tersebut pada awalnya mendapatkan nyinyiran dari banyak netizen karena dianggap sebagai pencitraan saja, namun seiring dengan kegiatan rutin mereka, dan mempostingnya dilaman Instagram maupun TikTok yang kemudian sangat viral, memberikan informasi yang positif kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk ikut berperan dalam penanggulangan sampah.
Bahwa tujuan mereka dengan memposting kegiatan mereka adalah selain untuk mengedukasi dan juga memberikan liputan tentang kondisi lingkungan yang kotor, baik sebelum dan sesudah dibersihkan. Mereka bekerja menggunakan uang pribadi tanpa adanya sponsor dari pihak ketiga lain, baik menyediakan perahu karet, membeli plastik trash bag, membeli BBM hingga menyewa mobil pick up pengangkut sampah ke TPA, serta perlatan lain yang diperlukan untuk kegiatan pembersihan sampah.
Banyak hambatan selama dilapangan dengan kegiatan sosial di lapangan, seperti berjumpa dengan ular, dipungut biaya saat membuang sampah di TPA, salah persepsi hingga akan dikroyok oleh sekumpulan orang, hingga pernah diterjang air bah yang hampir menenggelamkan salah satu anggotanya, yaitu Ikhsan.
Berkutat di lingkungan yang kotor, bukanlah hal yang menyenangkan, karena mereka harus menghadapi selain tumpukan sampah, juga bau yang menyengat, berbagai jenis bangkai binatang mati, kotoran manusia, tumpukan sampah pampes bekas pakai dll., tak jarang mereka pun bisa mual menghadapi situasi yang sangat kotor dan bau tersebut.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?