Forpronews | Gunung Parang berlokasi di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dengan ketinggian gunung sekitar 963 meter ini, dikenal sebagai gunung bertangga besi atau Jalur Ferrata yang memiliki jalur Pendakian yang terletak di Jalan Lingkar Gunung Parang Pesanggrahan, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Tegalwaru. Jalur Ferrata ini merupakan jalur tertinggi kedua di Asia. Ferrata dari bahasa Italia yang berarti Jalan Besi.
Jalur Ferrata ini dibuat dan diresmikan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada tahun 2013, dan memiliki titik pemberhentian di ketinggian mulai dari 250 meter, 300 meter dan 900 meter. Dengan adanya jalur ini maka jalur ini menjadi favorit di kalangan para pecinta olahraga dengan tantangan berada di ketinggian yang memicu adrenalin.
Anda juga bisa menjajal Jalur Taraje atau Puncak Tower, jalur ini cukup rumit dan curam dengan kemiringan tebing hingga 750, sehingga untuk menuju puncaknya memerlukan ekstra energi dan perjuangan keras dengan melewati jalur bebatuan dan anak tangga dari akar pohon bahkan ada jalur yang tertutup oleh pohon tumbang.
Spot Panjat Tebing di Gunung Parang ini juga merupakan Spot Panjat Tebing Tertinggi di Indonesia. Tebing batuan andesit yang menjulang setinggi 930 mdpl adalah tertinggi di Indonesia dan kedua di Asia ini menjadi favorit pemanjat tebing baik dari lokal dan mancanegara.
Menurut Juru Kunci Gunung Parang Wahyudin, gunung ini dahulu dinamai Gunung Parang Panser Tunggal dan menjadi tempat pembuatan pusaka Prabu Siliwangi pada jaman Kerajaan Pajajaran. Panser artinya tengah dan tunggal artinya satu atau bersatu. Ada lima makam Empu yaitu Mak Eyang Barang, Mak Eyang Cakra Buana, Mak Haji Bengker Buana, Ibu Dewi Sekarwangi dan Dewi Cahya Sakti. Diatas gunung juga menjadi petilasan para Empu termasuk Raden Surya Kencana dan adanya tumpukan batu seperti bantal.
Makam Mak Eyang Barang, Dewi Sekarwangi dan Ibu Dewi Cahya Sakti dan petilasan Raden Surya Kencana yang berada di atas, saat ini digunakan sebagai Pos 4. Kemudian makam Mak Haji Bengker Buana Sakti yang sekarang ini digunakan sebagai Pos 2.
Pada Pos 1 Jalur Pendakian terdapat Rumah Pohon dan gardu pandang berbentuk lambung kapal yang letaknya berdekatan dan tidak jauh dari basecamp. Lokasi ini menjadi spot foto instagramable yang unik dan menarik untuk diabadikan. Dan pada Pos 2 terdapat sumber mata air alami yang jernih dan bisa diminum, banyak digunakan oleh para pendaki untuk menghemat perbekalan mereka.
Dari Pos 2 menuju Puncak 1 Gunung Parang terdapat area kemah yang terlindung oleh pepohonan yang rimbun di sekelilingnya. Pemandangan dari spot disini sangat spektakuler, lebih penasaran lagi, ayo sedikit naik ke Puncak 2 untuk menyaksikan pemandangan Gunung Bongkok, Gunung Lembu, Waduk Jatiluhur, Air Mancur Sri baduga, Bukit kehijauan disekitarnya dan laut lepas di kejauhan.
Pendakian melalui Jalur Ferrata yang berada di Kampung Cihuni atau Kampung Cirangkong, Desa Pesanggrahan. Dapat dilakukan oleh segala usia sepanjang tidak takut pada ketinggian. Perjalanan dari basecamp menerobos hutan yang rimbun, dengan menggunakan sepatu yang tidak licin, sedangkan helm, carabiner, seat harness dan sarung tangan sudah disediakan oleh Operator dan didampingi oleh seorang Pemandu. Pemanjat juga bisa memilih berhenti pada ketinggian 100 meter, 300 meter, 500 meter dan 700 meter. Pendakian berpijak pada besi baja yang dipasang pada tebing batu, mulai dari jalur menanjak di kemiringan, hingga jalur berbelok dan berjalan ke sisi samping tebing gunung.
Pemanjat hanya bisa berjalan beriringan tanpa bisa menyalip pemanjat lainnya, sepintas terlihat asyik bagi penggemar atraksi yang memicu adrenalin ini, dan kita juga harus tetap fokus pada keselamatan, karena pijakan besi yang tidak besar, dan saat mendebarkan adalah saat berjalan kesamping merayap di lereng tebing di ketinggian yang cukup mendebarkan. Waktu pemanjatan jalur awal hingga di ketinggian 100 meter memerlukan waktu sekitar 1 jam, dan kita bisa beristirahat sebentar di pos atau akan berlanjut keatas lagi hingga puncak.