Home Agro & Budidaya Konservasi 21 Februari 2023 | Hari Peduli Sampah Nasional | Proses Daur Ulang...

21 Februari 2023 | Hari Peduli Sampah Nasional | Proses Daur Ulang Sampah

146
1
Berbagai Jenis Sampah dan Waktu bisa terurai – Sumber oceanplastik.com
Forpronews | Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, dan untuk tahun 2023 ini akan jatuh pada hari Selasa. HPSN diperingati dengan tujuan untuk mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah ini harus menjadi perhatian pokok, baik dalam hal penanganan serta pengelolaannya diperlukan keterlibatan dan partisipasi seluruh warga masyarakat.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan jumlah sampah pada tahun 2020 sebesar 67,8 juta ton, pada tahun 2021 sebesar 68,5 juta ton dan pada tahun 2022 lau mencapai 70 juta ton.
Dari jumlah tersebut, 37,3% berasal dari sampah rumah tangga, 16,4% dari pasar tradisional, 15,9% dari kawasan, 14,6% berasal dari sumber lain, 7,29 dari pusat perdagangan, 5,25% dari fasilitas publik, 3,22% dari perkantoran. Berdasarkan dari jenisnya, 39,8% berasal dari masyarakat yang merupakan sisa makanan, disusul 17% berasal dari sampah plastik, 14,01% sampah kayu atau ranting, 12,02% sampah kertas dan karton, 6,94% sampah berbagai jenis lainnya, 3,34% sampah logam, s,69% sampah kain, 2,29% sampah kaca, 1,9% sampah karet atau kulit.
Sampah yang dikelola baru mencapai 55,87% sepanjang tahun lalu dan sisanya 44,13% masih belum terkelola dengan baik. Namun menurut Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar, pemerintah mentargetkan pengurangan sampah sebesar 30% dan pengelolaan sampah hingga 70% pada tahun 2025 mendatang.
Perbedaan sampah organik dan anorganik | Sampah organik berasal dari sisa-sisa organisme hidup, sisa sayuran, potongan buah-buahan dll. Sampah jenis ini mengandung karbon dan ikatan hidrogen, serta mengandung komposisi yang lebih kompleks dibandingkan sampah anorganik. Sampah organik ini juga mudah terbakar bila terpapar panas, memiliki laju reaksi lambat dan tidak menghasilkan garam. Sampah ini bisa diolah menjadi kompos, biogas dan pupuk.
Sampah anorganik berasal dari plastik, botol, kaca, aluminium, kemasan dll. Tidak mengandung karbon melainkan mineral, lebih tahan terhadap panas, memiliki laju reaksi cepat dan dapat membentuk garam. Penanganan limbah ini meskipun bisa di daur ulang, namun perlu penanganan yang berbeda-beda, baik dari jenis limbah maupun perusahaan penampung untuk proses daur ulang berikutnya.
Langkah yang perlu dilakukan adalah pembatasan sampah plastik dan sosialisasi untuk dapat dilakukan proses daur ulang sampah anorganik sebanyak-banyaknya. Di beberapa wilayah juga telah banyak disosialisasikan pengolahan sampah organik dengan cara Eco Enzyme, yang awalnya digagas oleh seorang ahli pertanian organik dan ahli pengobatan alternatif dari Thailand bernama Dr. Rosukon Poompanvong.
Komunitas Eco Enzyme Nusantara adalah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan alam yang digagas oleh Jokoryanto, bila ingin bergabung di FB silahkan klik disini, untuk mengetahui bagaimana cara dan proses pembuatannya. Melalui sampah organik atau sampah sisa sayur dan buah-buahan yang ada pada rumah tangga, kemudian diolah kembali menjadi cairan pembersih yang bernama Eco Enzyme yang memiliki banyak sekali manfaat.
Sampah organik yang dibuang ke penampungan sampah bisa terurai rata-rata sekitar 6 bulan, kulit pisang butuh waktu sekitar 1 bulan, kulit jeruk 6 bulan, apel 2 bulan, sayuran 5 hari–1 bulan. Dan karena sifatnya yang mudah terurai serta mengandung banyak nutrisi maka sebaiknya bisa digunakan dan diolah sebagai bahan baku kompos. Sampah organik juga bisa diuraikan oleh mikroorganisme seperti cacing dan juga lalat Black Soldier Flies (BSF).
Baca juga : Teknologi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here