Home Agro & Budidaya Pemanfaatan lahan untuk Budidaya Udang Vanamei

Pemanfaatan lahan untuk Budidaya Udang Vanamei

1405
0
Panen budidaya udang – Foto : KKP
“Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar nilai eksport udang vaname bisa meningkat 250% hingga 2024, dan respons masyarakat juga sangat ingin itu terwujud. Apalagi permintaan pasar dunia akan udang vaname ini sangat tinggi, sekitar Rp 90 triliun yang akan kita targetkan untuk tahun 2024,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (7/4).
Sementara itu Edhy Prabowo menyatakan akan menindaklanjuti arahan Presiden dan Kementerian KKP telah melakukan berbagai langkah untuk mencapai target yang ditetapkan. “Nilai produksi pada tahun 2019 sebesar Rp 36,22 triliun dan menjadi besar pada tahun 2024, senilai Rp 90.30 triliun. Hasil produksi dari 517.397 ton pada tahun 2019, menjadi sebesar 1.290.000 ton pada 2020. Target kawasan, dibutuhkan sekitar 86 ribu hektar lahan tambahan hingga tahun 2024,” jelas Edhy.
Luhut juga mengatakan budidaya udang vaname dapat dijadikan sebagai proyek strategis nasional, yang dampaknya dapat membuka lapangan kerja lebih luas bagi masyarakat. Dia juga mengarahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, agar berfokus dalam hal budidaya, kalender pendanaan, dan diadakan pelatihan-pelatihan di setiap daerah potensial.
Pada tambak udang, saat ini kebanyakan yang dibudidaya adalah dari jenis Vaname, sebagai pengganti udang windu yang menurun produktifitasnya sejak 1996. Melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan  RI Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pelepasan Varietas Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) sebagai Varietas Unggul dengan ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik. Vaname berasal dari daerah subtropis Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai pantai barat Guatemala, EL Savador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan.
Pertumbuhan udang vaname mempunyai keunggulan diantaranya dapat mencapai ukuran besar, dapat tumbuh secepat udang windu (3 g/minggu), dapat dibudidayakan pada kisaran salinitas yang lebar (0,5- 45 ppt /part per thousand), kebutuhan protein yang lebih rendah (20-35%) dibanding udang windu dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi hingga lebih dari 150 ekor/m2.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here